Wolverhampton
Wanderers, Cardiff City, dan Fulham menjadi tiga klub yang berhasil memenangi
promosi ke Liga Premier Inggris musim 2018/2019. Ini artinya ada banyak nama
baru yang bisa dipertimbangkan untuk masuk dalam skuad pilihan Anda di Fantasy
Premier League (FPL).
Meski demikian, tidak semua pemain dari klub-klub promosi tersebut layak untuk dipilih. Ada yang menarik, ada yang tidak. Oleh karena itu, saya mencoba merangkum beberapa pemain dari klub promosi yang kiranya paling menarik untuk dipilih di FPL musim 2018/2019. Berikut daftarnya:
WOLVERHAMPTON WANDERERS
Rui Patricio (£4.5)
Dengan
banderol harga hanya £4.5, Patricio bisa menjadi penerus kandidat kiper murah
dan berkualitas dari klub promosi seperti Matthew Ryan dan Jonas Lossl musim
lalu. Kiper Portugal tersebut tampil baik saat membela Sporting Lisbon, dengan
mencatatkan 17 clean sheets dan menyelamatkan 77,4 persen
tembakan yang dihadapi dalam 34 penampilan di Liga Portugal musim lalu.
Jika
dibandingkan dengan kiper utama Wolves musim lalu, John Ruddy, catatan tersebut
terbilang jauh lebih baik. Ruddy memang memiliki jumlah clean sheet lebih
banyak, yaitu 24 kali, namun dalam jumlah pertandingan yang lebih banyak (45
pertandingan). Sementara untuk penyelamatan, Ruddy hanya mampu menghadang 73,3
persen tembakan yang dihadapi.
Matt Doherty (£4.5)
Kepergian
Barry Douglas ke Leeds United menjadi berkah tersendiri bagi bek kanan Wolves
ini. Sama seperti Douglas, Doherty juga rajin membantu serangan dari sayap,
namun karena tidak menjadi pengeksekusi bola mati seperti Douglas, namanya
selalu berada berada di bawah bayang-bayang mantan rekannya tersebut di FPL.
Tanpa Douglas, Doherty kini menjadi bek Wolves dengan potensi menyerang paling bagus yang bisa dipilih dari Wolves. Rasio 1 peluang per pertandingan dan 0,5 tembakan per pertandingan yang diciptakannya musim lalu mengungguli catatan milik rekan-rekan setimnya.
Bahkan jika dibandingkan dengan bek sayap baru Wolves, Jonathan "Jonny" Castro Otto (£4.5m), Doherty masih lebih unggul dalam potensi menyerang. Pemain yang baru dipinjam dari Atletico Madrid tersebut lebih banyak berkontribusi di pertahanan dan hanya memiliki rasio 0,6 peluang dan 0,41 tembakan per pertandingan musim lalu.
Diogo Jota (£6.5)
Sering
bermain di luar posisinya (out of position) membuat Jota mengemuka
sebagai salah satu opsi gelandang berpotensi di kisaran harga menengah. Musim
lalu, pencetak gol terbanyak Wolves itu sering dimainkan sebagai penyerang
karena timnya tidak memiliki banyak opsi penyerang.
Untuk musim ini, stok penyerang Wolves memang lebih banyak, yang mungkin membuat peluang Jota bermain sebagai penyerang lebih kecil. Sejauh ini ada tiga penyerang Wolves yang tercatat di situs FPL, yakni Leo Bonatini, Raul Jimenez, dan Rafa Mir.
Meski kecil, peluang Jota untuk bermain lebih ke depan masih terbuka, terutama dalam situasi-situasi tertentu. Musim lalu ketika Wolves berada dalam tekanan, Nuno Espirito Santo cenderung mengganti pemain sayap kanan mereka dengan gelandang dan memajukan Jota menjadi penyerang untuk memberikan stabilitas. Hasilnya, sejumlah gol mampu diciptakan Jota melalui skema serangan balik.
CARDIFF CITY
Sean Morrison (£5.0)
Hanya
kebobolan 39 gol musim lalu atau tersedikit di antara tim-tim Championship dan
mencetak 21 gol melalui situasi bola mati membuat bek-bek Cardiff cukup menarik
untuk dipilih di FPL musim ini. Jika harus memilih bek Cardiff mana yang
sebaiknya dipilih, Morrison mungkin adalah jawabannya.
Tidak hanya potensi clean sheet, kapten The Bluebirds ini juga menawarkan potensi menyerang. Morisson rajin menebar ancaman ke gawang lawan lewat situasi bola mati. Total 48 tembakan di dalam kotak penalti miliknya melebihi catatan bek-bek FPL mana pun dan tujuh gol yang diperolehnya mampu menyamai catatan bek tersubur musim lalu, yaitu Marcos Alonso.
Tidak hanya potensi clean sheet, kapten The Bluebirds ini juga menawarkan potensi menyerang. Morisson rajin menebar ancaman ke gawang lawan lewat situasi bola mati. Total 48 tembakan di dalam kotak penalti miliknya melebihi catatan bek-bek FPL mana pun dan tujuh gol yang diperolehnya mampu menyamai catatan bek tersubur musim lalu, yaitu Marcos Alonso.
Joe Ralls (£5.0)
Catatan
penampilannya memang tidak terlalu istimewa. Total tujuh gol dan lima asis
berhasil ditorehkan oleh gelandang box-to-box ini sepanjang
musim lalu. Itu artinya dia hanya berada di peringkat keempat dalam daftar
kontribusi gol tertinggi untuk Cardiff musim lalu atau masih di bawah Callum
Paterson, Junior Hoilett, dan Kenneth Zohore.
Walau demikian, untuk ukuran pemain harga murah, Ralls menawarkan potensi menyerang tersendiri yang sangat menarik. Selain tampil reguler, Ralls merupakan pilihan utama penendang penalti Cardiff pada musim lalu. Menariknya lagi, dari total catatan tujuh golnya tersebut, empat di antaranya tercipta dari titik putih.
Bobby Reid (£5.5)
Saya
sendiri awalnya cukup bingung antara Reid atau Junior Hoilett untuk dipilih
sebagai opsi terakhir yang paling menarik dari armada Neil Warnock. Namun
setelah melakukan pertimbangan yang matang, pilihan jatuh kepada Reid yang baru
didatangkan oleh Cardiff dari Bristol City di bursa transfer musim ini.
Hoilett memang menarik dipilih karena berperan sebagai pengeksekusi tendangan sudut dan tendangan bebas, tapi jika ingin memilih pemain Cardiff yang mengambil bola-bola mati, Ralls bisa dikatakan sebagai opsi yang lebih baik. Selain lebih murah, Ralls memiliki potensi yang lebih baik sebagai magnet bonus poin karena banyak melakukan aksi bertahan dan jarang kehilangan bola.
Kembali ke Reid, dirinya memiliki prospek tersendiri yang cukup menarik di FPL musim ini. Sama seperti rekan setimnya dan kebanyakan penyerang klub promosi, prospeknya untuk mencetak gol memang masih menjadi tanya karena ini merupakan pengalaman pertamanya bermain di Liga Primer Inggris, namun gaya bermainnya sangat mendukung untuk mengumpulkan Bonus Points System (BPS) di FPL.
Reid merupakan pemain dengan kemauan bekerja keras (work rate) yang tinggi. Layaknya Roberto Firmino, ia aktif membantu pertahanan dengan melakukan tekel dan intersep bersih. Jadi ketika mencetak gol atau asis, ia memiliki peluang lebih besar untuk dihadiahi bonus poin maksimum.
Hoilett memang menarik dipilih karena berperan sebagai pengeksekusi tendangan sudut dan tendangan bebas, tapi jika ingin memilih pemain Cardiff yang mengambil bola-bola mati, Ralls bisa dikatakan sebagai opsi yang lebih baik. Selain lebih murah, Ralls memiliki potensi yang lebih baik sebagai magnet bonus poin karena banyak melakukan aksi bertahan dan jarang kehilangan bola.
Kembali ke Reid, dirinya memiliki prospek tersendiri yang cukup menarik di FPL musim ini. Sama seperti rekan setimnya dan kebanyakan penyerang klub promosi, prospeknya untuk mencetak gol memang masih menjadi tanya karena ini merupakan pengalaman pertamanya bermain di Liga Primer Inggris, namun gaya bermainnya sangat mendukung untuk mengumpulkan Bonus Points System (BPS) di FPL.
Reid merupakan pemain dengan kemauan bekerja keras (work rate) yang tinggi. Layaknya Roberto Firmino, ia aktif membantu pertahanan dengan melakukan tekel dan intersep bersih. Jadi ketika mencetak gol atau asis, ia memiliki peluang lebih besar untuk dihadiahi bonus poin maksimum.
FULHAM
Ryan Sessegnon (£6.5)
Sama seperti Jota, bintang muda Fulham ini juga menawarkan prospek
yang menarik di FPL sebagai pemain out of position. Layaknya Gareth
Bale dulu, Sessegnon memulai kariernya sebagai bek kiri, tapi seiring dengan
potensi serangnya yang meningkat, ia kerap dimainkan lebih ke depan di posisi
gelandang ataupun penyerang sayap.
Berkat kemampuannya menyerangnya tersebut, total 16 gol dan delapan asis berhasil dicatatkannya di Championship musim lalu. Sebuah pencapaian yang cukup impresif untuk pemain seumurannya. Jika kita coba mentranslasikannya dalam FPL, maka artinya Sessegnon berhasil mengumpulkan 188 poin, yang membuatnya berada di peringkat tujuh pada daftar pencetak poin tertinggi musim lalu.
Menarik? Tentu saja. Meski demikian, mengharapkannya mampu mereplikasi angka 188 poin di FPL musim ini kedengarannya terlalu muluk-muluk. Faktanya, di empat musim terakhir tidak pernah ada pemain yang "benar-benar" promosi dari Divisi Championship yang masuk 10 besar pencetak poin tertinggi untuk semusim, bahkan ketika dipersempit lagi cakupannya khusus untuk sektor gelandang.
Jika melihat potensinya, menembus angka tiga digit poin mungkin menjadi target yang jauh lebih realistis bagi Sessegnon, seperti halnya Matt Richie (116 poin) atau Aaron Mooy (113 poin) di musim lalu. Tentunya itu dengan catatan bahwa ia terus mengembangkan permainannya dan secara tim Fulham mampu mendukungnya dengan membenahi kekuatan skuadnya yang pada saat artikel ini ditulis baru teregistrasi 14 pemain di FPL.
Berkat kemampuannya menyerangnya tersebut, total 16 gol dan delapan asis berhasil dicatatkannya di Championship musim lalu. Sebuah pencapaian yang cukup impresif untuk pemain seumurannya. Jika kita coba mentranslasikannya dalam FPL, maka artinya Sessegnon berhasil mengumpulkan 188 poin, yang membuatnya berada di peringkat tujuh pada daftar pencetak poin tertinggi musim lalu.
Menarik? Tentu saja. Meski demikian, mengharapkannya mampu mereplikasi angka 188 poin di FPL musim ini kedengarannya terlalu muluk-muluk. Faktanya, di empat musim terakhir tidak pernah ada pemain yang "benar-benar" promosi dari Divisi Championship yang masuk 10 besar pencetak poin tertinggi untuk semusim, bahkan ketika dipersempit lagi cakupannya khusus untuk sektor gelandang.
Jika melihat potensinya, menembus angka tiga digit poin mungkin menjadi target yang jauh lebih realistis bagi Sessegnon, seperti halnya Matt Richie (116 poin) atau Aaron Mooy (113 poin) di musim lalu. Tentunya itu dengan catatan bahwa ia terus mengembangkan permainannya dan secara tim Fulham mampu mendukungnya dengan membenahi kekuatan skuadnya yang pada saat artikel ini ditulis baru teregistrasi 14 pemain di FPL.
Tom Cairney (£5.0)
Kemampuan menciptakan asis untuk rekan-rekannya menjadi nilai lebih dari
gelandang Fulham ini. Jika dibandingkan dengan Ruben Neves yang juga berasal
dari klub promosi dan harga yang sama, tetapi persen kepemilikannya lebih
tinggi, Cairney jauh lebih unggul dalam hal kreativitas.
Gelandang asal Skotlandia ini mampu menghasilkan 1,69 peluang dan 1,84 umpan kunci per pertandingan musim lalu. Sebuah catatan yang lebih superior dari Neves yang hanya dapat melepaskan 0,82 peluang dan 0,8 umpan kunci per pertandingan.
Potensinya untuk mencetak gol di musim ini pun kemungkinan meningkat. Jika musim lalu, Cairney lebih banyak beroperasi di tengah untuk menjaga stabilitas, maka kedatangan Jean Michael Seri pada musim ini memungkinkan Cairney untuk bermain lebih ke depan atau berperan sebagai nomor 10, yang artinya meningkatkan eksplosivitasnya.
Gelandang asal Skotlandia ini mampu menghasilkan 1,69 peluang dan 1,84 umpan kunci per pertandingan musim lalu. Sebuah catatan yang lebih superior dari Neves yang hanya dapat melepaskan 0,82 peluang dan 0,8 umpan kunci per pertandingan.
Potensinya untuk mencetak gol di musim ini pun kemungkinan meningkat. Jika musim lalu, Cairney lebih banyak beroperasi di tengah untuk menjaga stabilitas, maka kedatangan Jean Michael Seri pada musim ini memungkinkan Cairney untuk bermain lebih ke depan atau berperan sebagai nomor 10, yang artinya meningkatkan eksplosivitasnya.
Aleksandar Mitrovic (£6.5)
Penyerang asal Serbia, Mitrovic, akhirnya resmi ditebus oleh Fulham pada bursa
transfer musim panas ini. Selama setengah musim lalu, pemain yang dipinjam dari
Newcastle United itu tampil bagus dengan mencetak 12 gol dalam 20 kali
penampilan.
Harga £6.5m milik penyerang berusia 23 tahun tersebut di FPL memang terbilang tinggi untuk ukuran pemain dari klub promosi, tapi dengan segala potensi yang dimiliki, rasanya cukup pantas jika harga tersebut dilekatkan padanya. Jika dibandingkan rekan setimnya, Mitrovic memiliki nilai lebih karena pernah bermain di kasta tertinggi sepak bola Inggris. Total 10 gol, empat asis, dan 113 poin telah dikoleksinya dari 40 penampilan di Liga Primer Inggris.
Secara jumlah, catatan tersebut mungkin tidak terlalu istimewa, namun dalam hal rasio poin per menit bermain, torehan itu membuat Mitrovic menjadi salah satu penyerang yang cukup efisien. Mitrovic rata-rata mencetak 1 poin per 19,5 menit. Catatan itu mengalahkan rasio 1 poin per 22,1 menit milik Wilfried Zaha yang menjadi penyerang dengan persen kepemilikan terbesar untuk kisaran harga yang sama.
Meskipun demikian perlu diwaspadai, sang pemain merupakan magnet kartu kuning. Di level klub, Mitrovic sudah mengantongi total 46 kartu kuning atau hampir separuh dari jumlah gol (98 gol) yang dicetak sepanjang kariernya. Bahkan di Piala Dunia 2018 yang baru saja usai, ia mendapatkan dua kartu kuning hanya dari tiga kali penampilan.
Harga £6.5m milik penyerang berusia 23 tahun tersebut di FPL memang terbilang tinggi untuk ukuran pemain dari klub promosi, tapi dengan segala potensi yang dimiliki, rasanya cukup pantas jika harga tersebut dilekatkan padanya. Jika dibandingkan rekan setimnya, Mitrovic memiliki nilai lebih karena pernah bermain di kasta tertinggi sepak bola Inggris. Total 10 gol, empat asis, dan 113 poin telah dikoleksinya dari 40 penampilan di Liga Primer Inggris.
Secara jumlah, catatan tersebut mungkin tidak terlalu istimewa, namun dalam hal rasio poin per menit bermain, torehan itu membuat Mitrovic menjadi salah satu penyerang yang cukup efisien. Mitrovic rata-rata mencetak 1 poin per 19,5 menit. Catatan itu mengalahkan rasio 1 poin per 22,1 menit milik Wilfried Zaha yang menjadi penyerang dengan persen kepemilikan terbesar untuk kisaran harga yang sama.
Meskipun demikian perlu diwaspadai, sang pemain merupakan magnet kartu kuning. Di level klub, Mitrovic sudah mengantongi total 46 kartu kuning atau hampir separuh dari jumlah gol (98 gol) yang dicetak sepanjang kariernya. Bahkan di Piala Dunia 2018 yang baru saja usai, ia mendapatkan dua kartu kuning hanya dari tiga kali penampilan.
Comments
Post a Comment